Mendengkur pada anak
Diterbitkan 26-12-2015
Pertanyaan :
Salam kenal dokter Surya,
Saya Ibu Made dari Ubud, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk dapat berkonsultasi pada kolom Dokter Kita pada harian Minggu Denpost. Saya ingin bertanya anak saya yang berumur 8 tahun apakah wajar bila di saat tidur mendengkur ? Dimana perawakan tubuh anak saya tidak gemuk dan memiliki tinggi tubuh sejajar dengan anak seumurnya. Menurut pengamatan sehari – hari, anak saya agak susah untuk bangun pagi, sering mengantuk bila disiang hari dan cenderung aktif dalam beraktifitas seumurnya. Apa kira-kira yang menyebabkan anak saya mendengkur serta apakah ini ada kaitannya dengan kebiasaan sering mengantuk yang dialami ?
Sekian dulu pak dokter terima kasih, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Ibu Made – Ubud
Jawaban :
Senang sekali dapat berkenalan dengan ibu Made dari Ubud yang menanyakan tentang kebiasaan mendengkur pada anaknya yang berumur 8 tahun serta susah bangun di pagi hari dan sering mengantuk di siang harinya. Kondisi yang dialami anak ibu saat ini adalah akibat dari mendengkur disaat tidur dimana Mendengkur sejatinya adalah suara yang ditimbulkan oleh getaran otot pada rongga hidung dan mulut disaat menarik nafas, udara dihirup tidak dapat melewati rongga hidung dengan maksimal yang normalnya udara dihirup disaring / difilter oleh bulu hidung, kelembabannya disesuaikan di rongga hidung sebelum udara tersebut masuk ke saluran nafas bawah (Paru-paru). Namun karena terdapat sumbatan di rongga hidung bagian belakang (Nares Posterior) oleh karena tertutup oleh jaringan Adenoid yang membesar (Hypertropy Adenoid) yang tumbuh pada rongga Nasofaring setiap anak yang berumur di bawah 14 tahun, sehingga anak lebih sering menggunakan rongga mulut untuk bernafas (Mouth Breathing) yang mengakibatkan proses penyaringan serta pengaturan kelembaban udara dihirup tidak terjadi sehingga menimbulkan keluhan Batuk atau rasa kering dan gatal di tenggorokan oleh karena terjadi iritasi pada rongga mulut dan dinding tenggorokan akibat debu serta udara dihirup cenderung kering. Bila kondisi ini berlanjut maka rahang gigi atas dan bawah akan terdorong ke depan (Maloklusi Gigi) akibat udara yang dihembuskan melalui rongga mulut mendorong gusi. Selain itu mendengkur akibat Sumbatan jalan nafas atas menimbulkan suplai udara (Oksigen) yang dibutuhkan tubuh kita termasuk otak tidak tercukupi dengan optimal maka terjadi kondisi Hipoksia (penurunan kadar oksigen yang dihirup) yang ditandai rasa kantuk disaat jam beraktifitas oleh karena saat tidur dimalam harinya oksigenasi tidak optimal yang akan menghambat perkembangan sel otak anak itu sendiri dan berpengaruh juga terhadap perkembangan organ lain serta tingkah pola beraktifitas yang cenderung aktif tidak bisa diam. Kebutuhan tidur pada anak sangatlah penting karena dimasa inilah semua pertumbuhan sel serta perkembangan organ tumbuh kembang anak sedang terjadi sehingga akan tercapai tumbuh kembang yang optimal sampai umur 20 tahun. Jadi kesimpulannya, Mendengkur pada anak tidaklah suatu kondisi yang baik dan sehat maka saya sarankan ibu Made dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan kepala leher (THT-KL) yang terdekat untuk mendapatkan penjelasan serta penanganan selanjutnya demi menjaga tumbuh dan kembang anak kita untuk menjadi generasi penerus bangsa di kemudian harinya. Selain Adenoid yang membesar, mendengkur dapat juga disebabkan oleh amandel yang membesar pada rongga mulut serta kelebihan berat badan (Obesitas) sehingga terjadi penumpukkan lemak pada leher yang menyempitkan rongga saluran nafas. Bilamana kondisi yang ada akibat adenoid yang membesar serta amandel yang sering meradang serta menimbulkan infeksi pada saluran nafas atas berupa batuk – pilek berulang disertai panas badan yang dapat menimbulkan komplikasi ke telinga sebagai indera pendengaran ataupun komplikasi pada saluran nafas bawah berupa radang bronchus (Bronchitis) sampai menimbulkan sulit bernafas (Asma Bronchiale) akibat penyempitan saluran nafas oleh karena infeksi saluran nafas berulang ataupun gejala kejang disertai demam berulang maka anjuran saya segera direncanakan tindakan untuk membersihan adenoid yang membesar (Adenoidektomi) serta pengangkatan amandel yang mengalami radang kronik berulang (Tonsilektomi) dengan tujuan menghilangkan sumbatan jalan nafas atas serta mengurangi proses infeksi yang mungkin terjadi akibat amandel kronik yang tidak sembuh dengan pengobatan. Disamping itu kebutuhan asupan gizi yang seimbang dengan pola 4 sehat 5 sempurna saat anak melewati masa tumbuh kembang wajib diberikan secara teratur untuk menunjang proses tumbuh kembang anak serta membangun daya kekebalan tubuh alami (Imunitas) yang sempurna.
semoga informasi yang saya berikan dapat menjawab segala keraguan yang ibu alami selama ini.
Hormat saya.
Dr.Ida Bagus Surya Putra Manuaba.M.Kes.Sp.THT-KL,MARS
Rumah Sakit Umum Manuaba